Life is real, so real...

Rabu, 14 Januari 2009

BANYUMAS BUTUH PEJABAT “EDAN”

Membaca judulnya saja otak kanan anda mempersepsikan bahwa penulisnya “Edan”. Saya akui “Ya, Inyong Edan”. Mengapa demikian ? Kata “edan” di Banyumas mengandung dua arti yaitu; perilaku yang negatif, misalnya “gila, gemblung, ora waras, kenthir, theng, ” yang semua itu sebutan ditujukan kepada seseorang secara visual mengalami gangguan jiwa. tapi kata “edan” juga mengandung arti perilaku positif, yaitu orang yang berani, nekad, “pinter igah-iguh”, unik, kreatif, inovatif, inspitarif, aneh atau berprestasi. Kenyataan sehari-hari “edan” sudah menjadi hal yang umum disampaikan dikalangan birokrasi, perusahaan, pertandingan olah raga, pesantren dan lain sebagainya sehingga seseorang yang mendapat pujian “Edan” justru merasa termotivasi.
Kartu Merah
Pemerintah Kabupaten Banyumas pada tahun 2007 merupakan satu-satunya kabupaten di Jawa Tengah dalam laporan pengelolaan keuangan yang mendapat kartu merah dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Kartu merah di dunia sepak bola berarti keluar, di rambu lalulintas berarti berhenti dan lain sebagainya, tetapi kartu merah tersebut hanya menitik beratkan pada administrasi dan menajemen keuangan. Walaupun demikian tetap berpengaruh pada “Citra Kabupaten dan Pejabatnya”. Apakah kartu merah tersebut dapat dirubah menjadi kartu “Emas”?. Bagi Bupati terpilih Marjoko dan pasangannya Husein (Marhein), sangat optimis BISA dan SUKSES, hal tersebut tertuang dalam visinya ”Menjadi Kabupaten yang lebih baik dari kabupaten lainnya” . Memang kalau dilihat dari kaca mata akademisi atau perencana visi tersebut dinilai “sederhana dan kurang menggigit” tetapi kalau dilihat dari dunia Neuro Liungistik Program (NLP) hal tersebut sangat masuk akal, “Edan” dan pas banget (mbanyumasan) untuk kondisi pemerintahan yang sedang dirundung kesedihan dan kenlongsoan. Mengapa demikian, kenapa NLP? Dalam ilmu NLP dikatakan bahwa segala sesuatu diluar kita (realitas eksternal) adalah netral. Kondisi pikiran kitalah (realitas internal) yang menjadikan sesuatu yang netral itu bisa berubah menjadi tetap netral, bahkan menjadi negatif atau positif. Bisa sebagai pemicu senang-sedih, sukses-gagal, atau loyo-semangat.(Waidi Akbar, Cert.NLP, 2007)
Dengan pemberian kartu merah tersebut, Para Pejabat Pemerintah Kabupaten Banyumas baru yang telah dipilih dan dilantik dalam dirinya terdapat perilaku negatif, sedih, gagal, loyo bahkan sampai kata orang Banyumasan “ndomblong” (kagum dan bingung sampai dengan setengah sadar) Untuk menghilangkan stigma perilaku pejabat tersebut maka Bupati menciptakan Visi yang “Edan” walaupun orang mengganggap sederhana, tetapi bagi orang praktisi kecerdasan dan kreatif maka akan mengatakan “Edan dan Beda”, karena hal ini terinspirasi oleh tokoh hukum relativitas yaitu Albert Einstin. Beliau mengatakan, ”Hanya orang GILA yang mengharapkan hasil BEDA dengan cara yang SAMA”. Karena Pak Marjoko dan Pak Husein ingin hasil beda maka visinya BEDA dengan konsep-konsep dari BAPEDA hasil musyawarah pakar-pakar pengembangan. Dengan Visi tersebut diharapkan para Pejabat yang terpilih akan mempunyai energi dan paradigma ”Edan dan Beda” untuk menghapus energi ”play safety” sehingga perilaku para Pejabat menjadi energi Positif, bekerja suasana yang senang dan senang banget, penuh semangat-energik, cerdas dan Sukses.
Pejabat yang telah mempunyai energi positif “Edan” artinya Pejabat yang sedang mengemban tugas mampu merubah kelemahan menjadi kekuatan dan ancaman menjadi peluang (SWOT) dengan cara-cara “edan” melalui indra keanehan, inovasi dan kreatif.serta sukses. Pejabat yang kreatif dan inovatif secara terus menerus memaksa untuk maju, dimana pikirannya adalah lebih dari apa yang kita kira (Mathias Konradson, 1999). Untuk berpikir sesuatu yang kreatif maka ide yang tertuang adalam program kegiatan SKPD (Satuan Kegiatan Perangkat Daerah) akan terlihat aneh dan unik maka dialah yang “edan” (kreatif) maka dialah Pejabat yang dibutuhkan oleh Banyumas saat ini untuk menggolkan visi Bupati sekaran ini dengan market ”Investasi”, karena Pejabat yang kreatif akan mendapat gagasan tidak melalui proses rasional seperti pada umumnya tetapi melalui misteri yang datang secara tiba-tiba dan prosesnya tidak datang dengan perintah, melainkan datang seperti tali sinar yang melingkari pikiran kita pada arah yang tidak diharapkan tapi menuntun jalan kita. Sebagai contoh yang telah dilakukan oleh Bupati dalam menata kembali fungsi Alun-Alun, Pohon Wringin yang telah berumur ratusan tahun telah dibedul, jalan tengah diratakan dan disambung, dan PKL pun dialihkan ke tempat lain yang kemudian dipasang Tevetron. maka hampir 80 % para Pejabat dan pakar budaya berkomentar negatif ”Edan Pancen Bupatine”. dan hasilnya sekarang mayoritas masyarakat dan para Pejabat Banyumas menjadi semangat, termotivasi dan berparadigma kreatif, inovatif dan Sukses tentunya. setelah mendapat suntikan penawar loyo, sedih dan gagal. Dengan hal tersebut para Pejabat akan berusaha untuk melakukan perubahan-perubahan atas perubahan (kurva S).
Dengan suritoladan dari Bupati dan WakiBupati Banyumas maka akan lahir cara dan teknik para Pejabat yang berusaha untuk menyegarkan kembali pikiran agar pikiran lebih optimis, percaya diri dan dapat menepis semua hal-hal pikiran ”Edan negatif” sampai dengan meloyokan dirinya. Kesuksesan visi Bupati Banyumas akan membuat kebahagian semua masyarakat Banyumas sehingga menjadi Kabupaten yang sedikit lebih BAIK dari kabupaten lainnya”. Bravo dan Sukses Banyumas

0 komentar:

Posting Komentar

0 komentar:

Posting Komentar