Life is real, so real...

Minggu, 01 Maret 2009

SAATNYA RUMAH SAKIT MENCANGKING JAMU

Bagi penggemar sinetron negeri ginseng Korea Selatan yang di tayangkan setiap sore hari sebelum puasa Ramadan oleh Indosiar “Jewel In The Palace” khusus pada episode-episode terakhir, dimana seorang perawat sebut saja “Janggem”yang mempunyai kecerdasan luar biasa bisa menyembuhkan berbagai penyakit, mulai penyakit rakyat sampai dengan penyakit sang Raja yang pada akhirnya bisa mengalahkan kecerdasan dan pengalaman para tabib istana melalui pengobatan akupungtur dan tanaman obat (jamu)

Kisah tersebut menggambarkan perlunya perubahan paradigma bagi kalangan kedokteran maupun perumahsakitan bahwa penyakit yang timbul pada masyarakat bisa disembuhkan oleh sumber daya yang dimiliki oleh bangsa dan negara tanpa harus menjadi bangsa dan kalangan profesi yang “konsumtif”. Apalagi di negeri kita bangsa Indonesia yang di kenal dengan kepulauannya ( 13.000 lebih pulau) yang masing-masing pulau dikelilingi oleh lautan yang luas, yang memiliki keanekaragaman sumberdaya hayati dan menduduki peringkat kedua setelah Brasil dengan sekitar 40.000 spesies tumbuhan, dimana 30.000 spesies tumbuhan yang hidup di kepulauan Indonesia, diketahui sekurang-kurangnya 9.600 spesies tumbuhan berkhasiat sebagai obat dan kurang lebih 300 spesies telah digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh industri obat tradisional. Hal tersebut terbukti mempunyai khasiat bagi kesehatan berupa ramuan-ramuan tradisional yang digunakan sebagai bagian dari system pengobatan masyarakat sejak nenek moyang kita (Charles Saerang, 2007, Tanaman Obat pada Perkembangan Industri Jamu).
Teh Herbal
Whisbert salah seorang yang sudah paruh baya menderita kencing manis (diabetus militus/DM) dan siap untuk diamputasi salah satu anggota badannya, ternyata dia bisa lepas dari derita penyakit gula tersebut dengan mengkonsumsi ramuan alami teh herbal yang dibuat dari tumbuh tumbuhan berkhasiat yang ada di tanah air. Ramuan berkhasiat dalam formulasi teh yang diberi nama Teh Chincau Mediabetea. Kandungan Teh Chincau Mediabetea ini terdiri dari tiga tanaman obat di Indonesia dan telah terdaftar di Badan POM.(Herba Indonesia Inspirasi Sehat Alami, edisi 61 2007). Penyakit kencing manis ini dengan kadar gula tinggi, bagi kalangan dokter biasanya penderita diberi obat penurun insulin baik secara suntikan maupun peroral (tablet) dan pemberiannya 2 jam setelah makan.
Daun Salam
Di kalangan pondok menjelang pilkada kyai dan ustad seperti “daun salam” artinya kalau mau masak daun salam dicari duluan untuk aroma masakan tetapi setalah masakan masak dan siap untuk dikonsumsikan, maka daun salam itulah yang akan dibuang/tidak dikonsumsi. Hal tersebut berbeda di dalam pengobatan, daun salam (Syzigium polyanthum) yang sering tumbuh liar di hutan dan pegunungan mempunyai kandungan minyak atsiri yang dapat meningkat setelah dikeringkan selama beberapa hari. Hasil penelitian Retno S, (1992), minyak atsiri menghambat E.Coli (40%), Soureus (5%). Ni Putu M, (1999), ekstrak air daun salam efek hypoglykemik pada tikus DM tipe 2, tikus tipe 1 (-). Demikian pula disampaikan oleh salah satu pembicara seminar nasional, dengan formula ekstrak daun salam (43,3%), ekstrak herba seledri (33,3%), dan ekstrak biji jinten hitam (23,3%) dapat menurunkan kadar asam urat.
Daun Salam dan Teh Herbal tersebut merupakan dua contoh tanaman sebagai bahan obat dan masih banyak lagi ratusan bahkan ribuan spicies yang telah terbukti khasiatnya yang telah lama digunakan oleh nenek moyang kita. Semua tanaman tersebut bisa dilakukan uji empiris, uji pra-klinis maupun uji klinis sehingga hasilnya bisa menjadi bahan pengobatan.baik secara tradisional, komplementer dan alternatife serta menjadi bagian dari system pengobatan dalam pelayanan kesehatan.

2 komentar:

Posting Komentar

Minggu, 18 Januari 2009

JAGUNG DAN RUMPUT

Ini sebuah kisah dimana Pak Katijo seorang tukang kebun dengan latar belakng pendidikan SD sedang mencabuti tanaman Jagung yang tumbuh subur diantara rerumputan yang hijau. Menurut Anda Pak Katijo seorang tukang kebun perilakunya benar atau salah ?

0 komentar:

Posting Komentar

Rabu, 14 Januari 2009

BANYUMAS BUTUH PEJABAT “EDAN”

Membaca judulnya saja otak kanan anda mempersepsikan bahwa penulisnya “Edan”. Saya akui “Ya, Inyong Edan”. Mengapa demikian ? Kata “edan” di Banyumas mengandung dua arti yaitu; perilaku yang negatif, misalnya “gila, gemblung, ora waras, kenthir, theng, ” yang semua itu sebutan ditujukan kepada seseorang secara visual mengalami gangguan jiwa. tapi kata “edan” juga mengandung arti perilaku positif, yaitu orang yang berani, nekad, “pinter igah-iguh”, unik, kreatif, inovatif, inspitarif, aneh atau berprestasi. Kenyataan sehari-hari “edan” sudah menjadi hal yang umum disampaikan dikalangan birokrasi, perusahaan, pertandingan olah raga, pesantren dan lain sebagainya sehingga seseorang yang mendapat pujian “Edan” justru merasa termotivasi.
Kartu Merah
Pemerintah Kabupaten Banyumas pada tahun 2007 merupakan satu-satunya kabupaten di Jawa Tengah dalam laporan pengelolaan keuangan yang mendapat kartu merah dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Kartu merah di dunia sepak bola berarti keluar, di rambu lalulintas berarti berhenti dan lain sebagainya, tetapi kartu merah tersebut hanya menitik beratkan pada administrasi dan menajemen keuangan. Walaupun demikian tetap berpengaruh pada “Citra Kabupaten dan Pejabatnya”. Apakah kartu merah tersebut dapat dirubah menjadi kartu “Emas”?. Bagi Bupati terpilih Marjoko dan pasangannya Husein (Marhein), sangat optimis BISA dan SUKSES, hal tersebut tertuang dalam visinya ”Menjadi Kabupaten yang lebih baik dari kabupaten lainnya” . Memang kalau dilihat dari kaca mata akademisi atau perencana visi tersebut dinilai “sederhana dan kurang menggigit” tetapi kalau dilihat dari dunia Neuro Liungistik Program (NLP) hal tersebut sangat masuk akal, “Edan” dan pas banget (mbanyumasan) untuk kondisi pemerintahan yang sedang dirundung kesedihan dan kenlongsoan. Mengapa demikian, kenapa NLP? Dalam ilmu NLP dikatakan bahwa segala sesuatu diluar kita (realitas eksternal) adalah netral. Kondisi pikiran kitalah (realitas internal) yang menjadikan sesuatu yang netral itu bisa berubah menjadi tetap netral, bahkan menjadi negatif atau positif. Bisa sebagai pemicu senang-sedih, sukses-gagal, atau loyo-semangat.(Waidi Akbar, Cert.NLP, 2007)
Dengan pemberian kartu merah tersebut, Para Pejabat Pemerintah Kabupaten Banyumas baru yang telah dipilih dan dilantik dalam dirinya terdapat perilaku negatif, sedih, gagal, loyo bahkan sampai kata orang Banyumasan “ndomblong” (kagum dan bingung sampai dengan setengah sadar) Untuk menghilangkan stigma perilaku pejabat tersebut maka Bupati menciptakan Visi yang “Edan” walaupun orang mengganggap sederhana, tetapi bagi orang praktisi kecerdasan dan kreatif maka akan mengatakan “Edan dan Beda”, karena hal ini terinspirasi oleh tokoh hukum relativitas yaitu Albert Einstin. Beliau mengatakan, ”Hanya orang GILA yang mengharapkan hasil BEDA dengan cara yang SAMA”. Karena Pak Marjoko dan Pak Husein ingin hasil beda maka visinya BEDA dengan konsep-konsep dari BAPEDA hasil musyawarah pakar-pakar pengembangan. Dengan Visi tersebut diharapkan para Pejabat yang terpilih akan mempunyai energi dan paradigma ”Edan dan Beda” untuk menghapus energi ”play safety” sehingga perilaku para Pejabat menjadi energi Positif, bekerja suasana yang senang dan senang banget, penuh semangat-energik, cerdas dan Sukses.
Pejabat yang telah mempunyai energi positif “Edan” artinya Pejabat yang sedang mengemban tugas mampu merubah kelemahan menjadi kekuatan dan ancaman menjadi peluang (SWOT) dengan cara-cara “edan” melalui indra keanehan, inovasi dan kreatif.serta sukses. Pejabat yang kreatif dan inovatif secara terus menerus memaksa untuk maju, dimana pikirannya adalah lebih dari apa yang kita kira (Mathias Konradson, 1999). Untuk berpikir sesuatu yang kreatif maka ide yang tertuang adalam program kegiatan SKPD (Satuan Kegiatan Perangkat Daerah) akan terlihat aneh dan unik maka dialah yang “edan” (kreatif) maka dialah Pejabat yang dibutuhkan oleh Banyumas saat ini untuk menggolkan visi Bupati sekaran ini dengan market ”Investasi”, karena Pejabat yang kreatif akan mendapat gagasan tidak melalui proses rasional seperti pada umumnya tetapi melalui misteri yang datang secara tiba-tiba dan prosesnya tidak datang dengan perintah, melainkan datang seperti tali sinar yang melingkari pikiran kita pada arah yang tidak diharapkan tapi menuntun jalan kita. Sebagai contoh yang telah dilakukan oleh Bupati dalam menata kembali fungsi Alun-Alun, Pohon Wringin yang telah berumur ratusan tahun telah dibedul, jalan tengah diratakan dan disambung, dan PKL pun dialihkan ke tempat lain yang kemudian dipasang Tevetron. maka hampir 80 % para Pejabat dan pakar budaya berkomentar negatif ”Edan Pancen Bupatine”. dan hasilnya sekarang mayoritas masyarakat dan para Pejabat Banyumas menjadi semangat, termotivasi dan berparadigma kreatif, inovatif dan Sukses tentunya. setelah mendapat suntikan penawar loyo, sedih dan gagal. Dengan hal tersebut para Pejabat akan berusaha untuk melakukan perubahan-perubahan atas perubahan (kurva S).
Dengan suritoladan dari Bupati dan WakiBupati Banyumas maka akan lahir cara dan teknik para Pejabat yang berusaha untuk menyegarkan kembali pikiran agar pikiran lebih optimis, percaya diri dan dapat menepis semua hal-hal pikiran ”Edan negatif” sampai dengan meloyokan dirinya. Kesuksesan visi Bupati Banyumas akan membuat kebahagian semua masyarakat Banyumas sehingga menjadi Kabupaten yang sedikit lebih BAIK dari kabupaten lainnya”. Bravo dan Sukses Banyumas

0 komentar:

Posting Komentar

KALAU SEDANG SEDIH, TERTAWALAH SEJENAK

Sebagai manusia umumnya mengalami 2 kejadian yang saling berlawanan, besar- kecil, panas-dingin, puas-kecewa dan lain sebagainya termasuk sedih-gembira. Umumnya lagi kalau sedah marah ya...suasananya akan marah terus dan tidak boleh diganggu oleh siapapun termasuk oleh pikiran dirinya. Demikian pula orang yang sedang sedih karena ditinggal pacar, gagal masuk perguruan favorit, kematian orang yang dicintai, atasan yang menyebalkan maka fisiologis wajah kita akan nampak raut-raut kesedihan. Celakanya hal tersebut tidak disadari dan tetap berlangsung wajah sedih saat ketemu dengan klien atau customer kita, Anda tak merasa kan ? Tapi orang lain yang melihat Anda tetap melihat wajah kesedihan.
Sebagai solusi normal dan murah adalah setiap 30 menit kesedihan pada diri Anda maka 2-3 menit tertawalah. Walaupun tertawanya hanya sekedar mesem saja . Mengapa demikian bahwa menurut para pakar terapi kesedihan yaitu Perawat (Mantri), Bidan yang sudah terbiasa kontak 24 jam mengatasi kesedihan bahwa sewaktu kita tertawa merangsang sinap-sinap syaraf otak untuk mengendorkan ketegangan otot tubuh sebanyak 4-7 otot, itu baru 2-3 menit coba kalau 10 menit berpa energi yang dikeluarkan ? Bahwa Orang yang sedih itu otot akan bekerja sekitar 72 otot sehingga cepat lapar, sedang orang yang tertawa hanya 5-7 otot dan tidak terasa lapar (kencot). Maka pada saat anda sedih cobalah luangkan tertawa sejenak dengan membaca atau menulis cerita lucu. Disitulah akan nampak CERDAS diri kita

0 komentar:

Posting Komentar

Selasa, 06 Januari 2009

KECIL > BESAR

Secara matematik bahwa angka 1 < 2,3,4,5 dll. Anda yang suka ilmu pasti (matematik), IPA, akutansi dan lainnya pada umumnya mengatakan demikian bahwa 1 < 2, tapi bagi orang yang otaknya sedikit dicas/di ugrade maka akan berpendapat seperti saya ini. Mau bukti...?
Coba seandainya ada 1 debu kapur masuk kedalam mata kita itu tepat di cornea, maka debu kapur akan menjadi lebih "BESAR" atau lebih KECIL dari mata Anda ?. Ya Jelas la yaooo bahwa 1 debu menjadi lebih besar (>) dari 1 bola mata karena debu kapur tersebut akan mengganggu fungsi pancaindra mata sebagai penglihatan. Anda akan mengucek-ucek mata yang selanjutnya menjadi radang (bengkak, merah, nyeri, dan kabur). Hal tersebut baru hitungan debu dalam fungsi mata. Coba kalau kita renungkan, bila di perusahaan tempat kita bekerja terjadi satu (1) masalah yang membuat mata organisasi menjadi radang dan tidak segera ada solusinya (obat) maka tempat kita bekerja akan timbul masalah-masalah baru dan bahkan menjadi masalah besar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah kecil atau 1 masalah akan > dari besarnya perusahaan/Instansi/lembaga apapun.

0 komentar:

Posting Komentar

Cerdas apa cerdik

Seorang lulusan SLA (nama Mody) akan menjual sepeda motornya yang sudah 3 tahun dipakai untuk kegiatan sekolah sehingga Motor "Honda Supercup" sudah kurang layak untuk dipakai. Suatu hari motornya di tawar oleh temannya sebut saja Dilam seharga Rp2 .000.000,- (dulu belinya 2,5 juta yang motornya dipakai selama 2 bulan), dan terjadi deal jual beli dalam waktu 4 jam, sehingga kalau di hitung matematika rugi Rp 500.000,-. Kemudian saat uang akan di terima dari Dilam, datang temannya lagi bernama Paino dan sanggup membayar motornya (yang masing kinclong) seharga Rp 4 juta. "Wah Luaaaaaar... biasa" dan dibayar diangsur selama 5 kali dalam setahun, tetapi Mody tetap menerima tawaran dari Mas Dilam seharga Rp 2 juta. Coba para pembaca Mody itu termasuk CERDAS ATAU Agak Cerdas atau Cerdik atau apa... hayo

0 komentar:

Posting Komentar